Panjang Garis Pantai 108
Ribu Kilometer
Indonesia Punya 18.110 Pulau
Kamis, 20 Februari 2003
JAKARTA - SUARA PEMBARUAN
DAILY-- Indonesia ternyata memiliki 18.110 pulau besar dan kecil, bukan
13 ribu atau 17 ribu sebagaimana pengetahuan publik selama ini. Jumlah
itu diperoleh berdasarkan potret citra satelit yang menggunakan perbandingan
(skala) 1:100 ribu. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Hatta
Rajasa, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2) mengungkapkan, data terbaru
itu diperoleh dari hasil penelitian terakhir, kerja sama Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
"Kita sudah laporkan kepada Presiden hasil penelitian itu," ujarnya.
Selain itu, diungkapkan pula,
dari hasil pemotretan yang sama akhirnya diketahui bahwa panjang garis
pantai di Indonesia mencapai 108 ribu kilometer. Sebelumnya diyakini hanya
sepanjang 80 ribu kilometer. "Data yang terbaru ini lebih akurat," tegasnya.
Sementara terumbu karang
(coral rief) di Indonesia yang semula diperkirakan mencapai luas sekitar
50 ribu kilometer persegi, hanya seluas 20 ribu kilometer persegi. "Ini
di luar perkiraan kita, yang selama ini meyakini bahwa terumbu karang kita
cukup luas," katanya. Hatta menjelaskan, terjadinya perubahan jumlah pulau,
panjang garis pantai dan luas terumbu karang, disebabkan perbedaan skala
yang digunakan dalam pemotretan citra satelit. "Dulu kita menggunakan citra
satelit berskala 1:2 juta, sekarang menggunakan skala 1:100 ribu," jelasnya.
Dengan menggunakan citra satelit berskala 1:2 juta, lanjutnya, menyebabkan
garis pantai yang seharusnya berlekuk, hasil pemotretan tampak seperti
garis lurus. "Dengan satelit berskala 1:100 ribu, lekukan garis pantai
itu terlihat, sehingga garis pantainya bertambah panjang dan hasilnya lebih
akurat.
Demikian halnya pulau-pulau
kecil sebelumnya tidak tampak dari hasil pemotretan yang lama, sekarang
tampak semua," ungkapnya. Hatta menambahkan, sebelum adanya hasil penelitian
tersebut, Presiden pernah menanyakan mengapa pemerintah belum memiliki
data terbaru yang akurat mengenai peta wilayah Indonesia. "Hasil penelitian
ini menjadi data kita, dan itu betul-betul didukung dengan print out foto
satelit itu. Saya sudah serahkan ke Presiden, ada 500 lembar seluruh hasil
pemotretan wilayah kita," ujarnya.
Referensi Garis Batas
Berkaitan dengan hal tersebut,
menurut Menristek, hal penting yang harus dilakukan pemerintah adalah supaya
pulau-pulau yang berada di garis luar wilayah Indonesia benar-benar menjadi
referensi batas wilayah Indonesia dengan negara tetangga. Dia mencontohkan
ada satu kepulauan kecil antara Indonesia dan Malaysia, yang terancam tenggelam
akibat penggalian pasir laut. "Kalau tenggelam, dilihat dari segi pulaunya
mungkin tidak begitu menjadi masalah. Tetapi dari segi referensi sebagai
garis batas luar, kita bisa kehilangan batas wilayah yang cukup besar.
Jadi itu semua harus dijaga dan dipertahankan," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsutanal) siap melakukan pemetaan
batas wilayah Indonesia dengan negara tetangga. "Tetapi itu teknis, perlu
sebuah diplomasi untuk merundingkan soal garis batas," katanya. Menristek
menambahkan, hasil pemotretan tersebut juga bisa digunakan oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan untuk mengkaji kekayaan laut Indonesia. "Apalagi
pemerintah ingin membangun ekonomi yang berbasis sumber daya alam. Salah
satunya adalah kekayaan laut kita," ujarnya.